Langsung ke konten utama

Kisah: Paksi Janadri di Perut Bumi (Bag. 04)

Cikaracak, 14 Februari 2014
21.15 WIB tim telah kembali ke zona remang-remang. Perkiraan waktu dianggap tepat. Namun Kang Agen selaku mentor punya skenario lain. Gua Cikaracak ternyata punya 2 jalur yang bisa ditelusuri. Bolong selaku leader memutuskan kembali ke camp dengan alasan perjanjian waktu. Sedang Kang Agen selaku mentor secara sepihak memutuskan untuk melanjutkan penyusuran dengan alasan efektivitas waktu.

Jalur kiri yang merupakan jalur kedua akhirnya ditelusuri. Jalur tersebut mulai memainkan kami dengan sebuah gerbang utama berupa lubang vertikal berdiameter kurang lebih 35cm.

Jalur kiri lintasannya tak jauh beda dengan jalur kanan.  Lumpur dan Guano menjadi rintangan utama selain trek yang dirasa semakin menyempit. Teknik penelusuran gua horizontal semisal: teknik ducking, sneaking, membungkuk, tengkurap, telentang, tiarap, dan sebagainya benar-benar dipadukan di jalur kiri ini.

Kesulitan jalur kiri nampaknya sepadan dengan pemandangan yang disuguhkan. Berbagai ornamen unik gua berupa stalaktik dan straw bisa tim nikmati di jalur ini. Semisal:
  1. Aragonite: kristal yang terbentuk dari CaCO3.
  2. Flow Stone: kalsit  yang terdeposisi (diendapkan) pada dinding lorong gua.
  3. Gours: kumpulan kalsit yang terbentuk di dalam aliran air atau kemiringan tanah. Aliran ini mengandung banyak CO2. Semakin CO2 memuai (menguap),  kalsit yang terbentuk semakin banyak.
  4. Helectite: formasi gua yang timbul dengan sudut yang berlawanan dari gaya tarik bumi. Biasanya melingkar.
  5. Marble: batu gamping yang mengalami perubahan bentuk dimetamorfasekan oleh panas dan tekanan sehingga merubah struktur yang unik dari batu tersebut.
  6. Stalactite: formasi kalsit yang menggantung.
  7. Stalacmite: formasi kalsit yang tumbuh ke atas, di bawah atap stalactite.
  8. Straw: seperti stalactite tapi diameternya kecil, sebesar tetasan air.
  9. Styalalite: garis gelombang yang terdapat pada potongan batu gamping.
  10. Pearls: kumpulan batu kalsit yang berkembang di dalam kolam di bawah tetesan air. Disebut pearls karena bentuknya mirip mutiara.
  11. Curtain: endapan yang berbentuk seperti lembaran yang terlipat, menggantung di langit-langit gua atau di dinding gua.
  12. Column.
  13. Couli Flower.
  14. Rimstone Pool: berbentuk seperti bendungan yang berbentuk ketika terjadi pengendapan air, CO2-nya menghilang dan menyisakan kalsit yang bersusun-susun.
Mendekati akhir penelusuran jalur kiri. Kang Agen kembali menampilkan skenario tak terduga. Seluruh peserta penelusuran diinstruksikan untuk menyebar di dalam gua kemudian memadamkan headlamp asing-masing dan merenung. Suasana hening dan gulita hampir 5 menitan menyelimuti kami dan memberi kesan berbeda bagi masing-masing.

23.30 WIB seluruh anggota tim telah kembali ke permukaan. Setelah mengucap syukur tim kembali ke camp untuk istirahat dan mengadakan evaluasi.

Sajian penghangat badan menyambut kedatangan tim penelusuran sebelum mengadakan evaluasi. Evaluasi dibuka dengan konsekuensi berupa “roti bakar” terhadap Bolong atas kesalahan fatalnya memaksakan diri saat mencari jalur.  Adapun kesimpulan evaluasi penelusuran pertama adalah:
-    Perencanaan waktu tempuh mesti benar-benar diperhitungkan
-    Tidak memaksakan diri
-    Komunikasi antar anggota tim mesti diperbaiki
-    Perlengkapan mesti diperhitungkan

24.00 WIB evaluasi diakhiri dengan makan malam dan istirahat.

(bersambung)
Sumber: Laporan Pengembaraan Paksi Janadri Angkatan X, Duta Paksi Janadri di Perut Bumi.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tutorial Photoshop: Efek Tulisan di Kaca

Berikut ini merupakan video tutorial photoshop untuk membuat efek tulisan pada kaca berembun. Kunci dari tutorial ini adalah dari jenis font/ huruf yang digunakan. Usahakan menggunakan font jenis handwritting/ tulisan tangan. Sebagai bonus ane kasih gambar yang dipakai dalam tutorial di video tadi.

Jeplak: Bismillah, Mulai Nulis Lagih..

Mengenang masa lalu selalu berujung senyum sendiri. Ya. SENDIRI. Malam ini benar-benar sendiri seperti malam-malam sendiri sebelumnya. (Musik sedih tiba-tiba terdengar). Ruang kantor tiba-tiba jadi sepi sesaat sebelum tulisan "Ruang kantor tiba-tiba jadi sepi" dituliskan. Ruang kantor memang sepi tapi tak terasa sepi hingga ditulisnya "Ruang kantor tiba-tiba jadi sepi". Jam segini memang sepi. Hanya orang kurang kerjaan yang masih duduk di sini. Aku salah satunya. Malam ini benar-benar kurang kerjaan. Biasanya memang tak pernah ada kerjaan. Tapi malam ini kekurangkerjaan itu lebih terasa kekurangkerjaannya. Film bajakan di situs tongkrongan tak ada yang menarik jari untuk diklik donlot. Chat di Whatsapp tak ada yang menarik. Tak ada yang ingatkan makan. Lagipula percuma. Aku sudah makan. Ku tengok Facebook, masih begitu saja. Isinya tulisan orang asing yang kuakui teman. Halaman profil iseng kubuka. Dan nostalgia pada tulisan dan gambar lama sedikit memberi seri

Kisah: Paksi Janadri di Perut Bumi (Bag. 5)

Camp, 15 Februari 2014 08.00 WIB disepakati sebagai waktu memulai penelusuran kedua. Setelah sebelumnya melewati ritual biasa semisal sarapan dan stretching. Pada pukul tersebut, Kang Agen juga telah undur diri untuk kembali ke Cimahi. Untuk selanjutnya yang menjadi mentor tentu saja Kang Ngawir Sigi. Gua Cilalay menjadi target kami di penelusuran kedua ini. Cokor bertugas sebagai leader, Kang Ngawir Sigi menjadi secondman, Peppy bagian palog, Endris dokumenter, dan Bolong menjadi cleaner. Sementara penjaga camp, Kang Dobol seorang. Lokasi Cilalay yang tak jauh dari camp tak sulit ditemukan. Mulut gua tak jauh dari jalan setapak yang biasa dilalui masyarakat sekitar. Tak heran saat melakukan persiapan kami dilalui masyarakat yang hendak beraktivitas. Adzan kembali dikumandangkan. Kali ini Bolong yang menjadi muadzin. Cokor memasang tambatan webing. Satu persatu anggota tim turun ke dalam gua. Kapur tampak dominan menghiasi dinding gua. Penelusuran gua Cilalay tak jauh berbeda dib